Senin, 06 April 2020
SERUAN DALAM KESUSAHAN
Mazmur 130 : 1 - 8
1. Nyanyian ziarah. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!
2. Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
3. Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
4. Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.
5. Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.
6. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
7. Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. 8. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
Pertengahan bulan Maret, ketika Bapak Presiden Jokowi mengumumkan sudah ada dua kasus positif Korona di Indonesia, keadaan berubah sangat drastis. Perlahan namun pasti, roda perekonomian bergerak melambat, bisnis melesu di hampir semua aspek, program pendidikan yang sudah rapi tersusun seolah ambyar dan berbelok menyesuaikan kondisi, juga indahnya bersekutu bersama teman seiman dirumah Tuhan seolah menjadi kenangan yang masih teringat kuat. Keadaan memang telah berubah, sebagian menjadi baik, sebagian lagi nampak sangat suram. Banyak orang tidak nyaman dan menyukai hal ini tetapi inilah realita kehidupan kita. Bagaimana kita menyikapinya?
Melalui ayat-ayat di atas pemazmur mengajarkan kita :
*1. Berserulah kepada Allah. (ay 1)* Apapun keadaan kita dan seberapa dalampun kita merasa telah terperosok, namun teruslah berseru kepada Allah karena Ia yang mendengar seruan anak-anakNya. Allah telah mendengar seruan Daud ketika diburu oleh Saul dan bangsa-bangsa lain. Allah juga yang telah mendengar seruan Daniel dari gua singa dan Allah yang sama yang telah melihat dan mengetahui keputus-asaan Paulus ketika Ia di Asia. Kita juga memiliki iman dan pengharapan bahwa Allah yang sama yang menciptakan langit bumi akan mendengar seruan kita.
*2. Rendahkan hati & berharaplah kepada Tuhan, Ia pasti memberikan pembebasan! (Ay 5-8)* Keadaan yang sulit merupakan alat yang efektif yang Tuhan gunakan untuk mengajar kita penundukkan dan penyerahan diri.
FirmanNya di 2 Tawarikh 7 : 14 - dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
Pemazmur mengharapkan Tuhan lebih dari penjaga mengharapkan pagi. Penjaga mengharapkan pagi adalah gambaran keadaan dimana ia ingin segera keluar dari suasana yang gelap, yang menakutkan dan segala ketidaknyamanannya. Menantikan Tuhan bukan berarti kita berpangku tangan tanpa melakukan apapun tetapi menaruh percaya kita penuh kepada Allah yang hidup sambil melakukan bagian kita yaitu merendahkan hati, mengucap syukur, berdoa dan berpuasa.
Berbagai peristiwa di Alkitab menunjukkan bahwa berulang kali Isarel berdosa kepada Tuhan, namun ketika mereka merendahkan diri dan memohon ampun, Tuhan menunjukkan kasih setiaNya yg begitu besar dan Ia menyelamatkan mereka. Begitu juga dengan keadaan kita, berulang kali Tuhan sudah menolong kita. Percayalah! Pasti Ia sanggup menolong kita dalam kesesakan kita.
Doa :
Tuhan terima kasih atas kasih setiaMu yang begitu besar bagi kami semua. Ajar kami tetap setia dalam melakukan FirmanMu dan menantikan uluran tanganMu yang menolong kami dari segala kesesakan kami. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar