Minggu, 26 April 2020

MENINGKATKAN KEHIDUPAN ROHANI


Senin, 27 April 2020

MENINGKATKAN KEHIDUPAN ROHANI 

Pekerjaan yang tidak pernah selesai adalah pekerjaan yang tidak pernah dimulai.

Amsal 6 : 10
Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.

Kebingungan mendatangkan begitu banyak kesulitan, apalagi saat ini! kita tidak tahu harus mengerjakan apa? sebab setiap hari kita hanya tidur-tiduran tanpa bisa melakukan kegiatan apapun juga.

Amsal 6 : 11
maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata. 

Akibat yang paling fatal adalah datangnya kemiskinan, perut lapar akan memaksa orang bertindak anarkis, kejahatan, dan kebrutalan akan meningkat pesat jauh meninggalkan iman dan pengharapan.

Lukas 18 : 8
Aku berkata kepadamu : Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi ?

Tanda dimulainya akhir jaman semakin jelas dan pasti, jangan terbuai oleh keadaan yang serba tidak pasti, jangan ikuti hoax dan berita yang membingungkan, sebaiknya kita fokus kepada Firman Tuhan.

Matius 26 : 41
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.

Jangan ikuti kedagingan kita, tingkatkan doa dan pujian penyembahan kepada Tuhan, mari kita pakai kesempatan lock down ini untuk lebih mendekat pada Tuhan.

1 Korintus 10 : 13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. 

Jangan menyalahkan Tuhan dan siapapun juga, jangan panik, takut dan kuatir dekatkan diri pada Tuhan, minta tuntunan dan petunjukNya, dalam situasi sekarang kita pasti akan diberi jalan keluar oleh Tuhan.

Yakobus 1 : 12
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Tuhan Yesus memberkati

Kamis, 16 April 2020

DIA MENDERITA


Jumat, 17 April 2020

DIA MENDERITA

Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."  Yesaya 53 : 5
Perikop ini merupakan puncak dari sederetan Nyanyian hamba TUHAN  muali dari  Yesaya 40 : 1 - 7; 42 : 1 - 6; 50 : 4 - 6 yang mengungkapkan pengorbanan Sang Hamba yaitu Yesus Kristus. Perikop ini juga telah menjadi inspirasi bagi para penulis PB untuk memahami tindakan Allah berinkarnasi untuk menyelamatkan manusia.
Inkarnasi berarti Allah memilih menjadi manusia dan menjadikan penderitaan manusia sebagai "tempat kudus" kehadiran dan karya-Nya. Semenjak dilahirkan di bumi sebagai manusia, Kristus telah menjalani setiap bentuk rasa sakit seorang manusia: penolakan, kehausan, kelaparan, kemiskinan, menggelandang (tak punya rumah, bahkan kuburan), dipukuli, kehilangan orang yang dikasihi, menjadi korban ketidakadilan dan kejahatan. Semua itu memuncak pada kematian yang mengerikan di atas kayu salib.

Mengapa Dia Menderita ?
1.  Kristus menegaskan bahwa Ia harus menanggung penderitaan akibat dosa manusia. 

Hal penderitaan Kristus ini telah dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya melalui nabi Yesaya sebagaimana tertulis di pasal 53 ini.  Firman Tuhan secara tegas menyatakan bahwa upah dosa adalah maut  (Roma 6 : 23).  Kata  'maut'  ini berbicara tentang kematian kekal, dan tak satu pun manusia di muka bumi ini yang bisa menebus dan menyelamatkan dirinya sendiri dari hukum maut, sekalipun ia telah berbuat amal atau melakukan perbuatan baik.  Karena dosa, manusia harus menanggung akibatnya yaitu menerima penghukuman kekal.  Namun, puji Tuhan, Bapa bukanlah Pribadi yang kejam, melainkan Pribadi yang penuh belas kasihan. Meski demikian penderitaan dan kematian pada manusia harus terjadi karena manusia telah berbuat dosa. Ini menunjukkan bahwa Bapa tetap konsisten dengan keputusan-Nya bahwa setiap ketidaktaatan pasti mendatangkan hukuman. 

2. Karena kasih Allah  kepada manusia. Bapa rela membayar dosa dan pelanggaran manusia dengan menanggungkan hukuman maut tersebut kepada Anak-Nya, yaitu Kristus.
Yohanes 3 : 16 Karena Allah sangat mengasihi dunia ini, Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal.

3. Karena Kristus harus datang ke dunia.

Menderita dan mati bagi umat manusia seperti tertulis:  "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20 : 28), dan  "...dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2 : 8). 
Nabi Yesaya pun menubuatkan tentang penderitaan yang harus Kristus alami demi menanggung dosa manusia  (Yesaya 53):  dikatakan rupa-Nya bukan seperti manusia lagi, Ia tidak kelihatan tampan dan semarak pun tidak ada  (ayat 2), Ia dihina dan dihindari orang  (ayat 3), penuh kesengsaraan dan menderita kesakitan (ayat 3), Ia tertikam karena pemberontakan kita dan diremukkan karena kejahatan kita (ayat 5), Ia dianiaya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian  (ayat 7), Ia terputus dari negeri orang hidup (ayat 8) Karena dosa manusia, Kristus harus menanggung penderitaan di kayu salib
Oleh karena itu, respons yang paling tepat kita lakukan adalah :

1. Menghambakan diri kembali kepada Dia Yesus karena memang kita adalah kepunyaan-Nya dan tebusan-Nya.

2. Akui karya-Nya atas hidup kita dan hiduplah sebagai kesaksian akan kuasa dan kasih-Nya.

3. Jangan hidup dalam dosa lagi.

Yohanes 15 : 13
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Tuhan Yesus Memberkati

Rabu, 15 April 2020

4G NEW DIMENSION


Rabu, 15 April 2020

4G NEW DIMENSION


  • Tuhan telah menentukan bahwa setiap orang yang percaya kepadaNya akan menerima kemuliaan, namun bukan ‘kemuliaan’ seperti keinginan kita, melainkan Kemuliaan seperti KehendakNya. _“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”_(Lukas 22 : 42)
Belajar dari kehidupan Tuhan Yesus bahwa proses menuju *KEMULIAAN* adalah *KEMATIAN* dan *PENDERITAAN*. Menjelang perayaan Paskah, ketika Yesus dan murid-murid hendak beribadah pada hari raya itu, _Dia berkata: “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.” Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”_ (Yohanes 12 : 20 - 25).
Dalam suasana pandemic covid-19 sekarang ini, mari ikuti teladan Tuhan Yesus melalui setiap proses, sesuai konteks yang kita alami sekarang dengan 4G New Dimension :

1. GETSEMANI :
"Bangunlah Mezbah Paskah ditengah Wabah”
Ketakutan dan kekhawatian yang kita alami hari-hari ini tidaklah sebanding dengan yang Tuhan Yesus alami, dimana Dia mengalami tekanan yang begitu berat dalam hidupNya, suatu kengerian dan ketakutan yang luar biasa sehingga peluhNya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah karena Ia harus menanggung dosa dunia. Tuhan Yesus memilih ‘membangun mezbah’ di Getsemani dan berdoa kepada Bapa, sama seperti yang dialami Bangsa Israel dalam perbudakan Mesir menjelang Paskah, mereka masuk kedalam rumah dan ada tanda darah di ambang pintu mereka sehingga tulah itu berlalu dari mereka. Demikianlah kita seharusnya: _Bangunlah Mezbah Paskah ditengah Wabah,_ sebab hanya dalam HadiratNya kita beroleh keselamatan dan kekuatan yang baru. (Matius 26 : 36 - 46)

2. GOLGOTA :
"Ketaatan didalam Penderitaan"
Tuhan Yesus harus mangalami hukuman di kayu salib setelah mengalami siksaan yang begitu kejam, karena hukuman salib adalah hukuman mati yang sangat sadis. Tuhan Yesus TAAT sekalipun harus melewati penderitaan, supaya Kehendak Bapa dinyatakan, demikianlah kita harus hidup dalam Ketaatan sekalipun sepertinya ‘menderita’ dirumah terus, tidak bisa bekerja dan beribadah seperti biasa, tetapi tetaplah taat kepada otoritas yang diberikan Tuhan kepada Pemerintah kita. Harus ada kematian terhadap keinginan pribadi kita, supaya Kuasa Tuhan dinyatakan lewat perlindunganNya melalui kesehatan kita yang terpelihara sampai hari ini. (Matius 27 : 32 - 56)

3. GALILEA :
"Ujian mendatangkan Kemenangan”
Setelah kebangkitan, Tuhan Yesus harus kembali menyatakan diriNya di Galilea dimana Ia banyak menghabiskan waktu pelayananNya. Tujuannya ke Galilea adalah untuk mengingatkan para murid-muridNya agar hidup mereka benar-benar dipulihkan dan meneguhkan kembali panggilannya sehingga siap mengemban tugas Kerajaan. Inilah waktunya melewati ujian kekristenan kita melewati pandemic covid19 ini, apakah kita tetap menjaga iman kita kepada Tuhan, teruslah merenungkan Firman: Jadi, Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus. (Roma 10 : 17)

4. GLORY :
"Kemuliaan mendatangkan Pertobatan"
Ketaatan Yesus melakukan kehendak BapaNya membuat Bapa sangat memuliakan Dia, sehingga ketika Dia ditinggikan maka akan menarik semua orang datang kepada-Nya, demikianlah kita nanti setelah melalui pandemic ini harus lebih berani melakukan Amanat Agung Tuhan untuk ‘pergi dan jadikan semua bangsa muridNya’. Pertukaran sudah terjadi sehingga dosa kita sudah diampuni melalui karya salib Kristus. Nyatakan KemuliaanNya lewat kehidupan kita, jadilah garam dan terang dunia dimanapun Tuhan tempatkan kita, _let’s move-on_ jangan hanya terus mengeluh karena keadaan saat ini, yang bekerja teruslah bekerja dengan ukuran yang baru, yang dulu jualan konvensional kembangkan dengan jualan online, tukang cukur gunakan cara baru mencukur yang lebih higineis, tukang sayur gunakanlah cara baru berjualan online atau dengan jemput bola kerumah pelanggan. Inilah ‘New Dimension’ atau suatu ukuran baru yang sedang Tuhan kerjakan lewat pandemic yang terjadi saat ini. (Matius 28 : 16 - 20)
Badai pasti berlalu, ada pelangi sehabis hujan, tetaplah percaya kepada Tuhan. Jangan takut dan gentar hatimu, It is Finished! Sudah selesai, Tuhan Yesus telah melakukan bagianNya untuk menggenapi kehendak Bapa melalui jalan 4G : Getsemani – Golgota – Galilea - Glory, saatnya kita melakukan yang menjadi bagian kita untuk menyatakan KemuliaanNya di tengah dunia ini.

Tuhan Yesus Memberkati.

Senin, 13 April 2020

MENGAPA TAKUT?

Selasa, 14 April 2020

MENGAPA TAKUT? 

2 Tawarikh 20 : 1 - 22
Ketakutan menjadi penghambat untuk kita melihat kuasa dan kehadiran Tuhan di tengah-tengah pergumulan hidup yang kita jalani. Tidak kebetulan kalau kata “jangan takut” (dengan segala bentuk katanya) dalam Alkitab tertulis sebanyak 365 kali. Allah melalui Firman-Nya menjamin kehadiran dan penyertaan-Nya kepada kita dalam segala situasi, medan, dan musim kehidupan yang kita jalani. Tujuannya jekas, supaya setiap hari kita tidak takut! Setiap hari dalam setahun Firman Tuhan mengingatkan kita agar jangan takut apapun keadaanmu dan kondisimu sebab “Aku, Tuhan besertamu.” 

Ada takut yang kudus, yaitu menaruh hormat, kagum dan taat kepada Tuhan. Hormat kepada otoritas adalah bentuk rasa takut yang wajar dan perlu ditempatkan pada porsinya. Tetapi takut terhadap musuh, terhadap teror, ancaman, hal-hal yang kita kuatirkan tidak mendantangkan kebaikan bagi kita. Takut kepada hal-hal tersebut hanya menutupi mata rohani kita, mendantangkan petaka yang tidak seharusnya kita alami, seperti kata Ayub, “Yang kucemaskan itulah yang menimpa aku.” 
Sebagai orang percaya, kita harus meletakkan rasa takut pada porsi yang tepat dan benar. Melalui 2 Tawarikh 20 : 1 - 22 kita boleh belajar kepada Raja Yosafat pada saat berperang melawan Bani Amon dan Bani Moab. Hal yang dilakukan Yosafat ketika ia dalam ketakutan yang amat sangat adalah :

1. Mencari dan Berseru kepada Tuhan. 
Ayat 3 - 4 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN. 
Artinya, Yosafat telah belajar mencari dan hidup takut akan Tuhan, ia membangun suatu hubungan yang indah dengan Tuhan. Sehingga ketika dalam tekanan oleh karena ketakutan yang amat sangat, ia berseru dan memanggil Nama Tuhan dan menyeruhkan kepada seluruh penduduk Yehuda untuk berpuasa bersama. Perlunya memiliki sikap hati yang mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, berdoa dan mencari wajah Tuhan dalam suatu keuitian. Yosafat tidak berdoa sendiri. Artinya, bukan raja atau pemimpin rohani sendiri yang membangun hubungan dengan Tuhan, tetapi seluruh Yehuda bekumpul dari semua kota untuk mencari Tuhan. Menghadapi keadaan genting seperti yang sekarang kita alami, kita harus membangun keintiman bersama dengan Tuhan, doa bersama, puasa bersama dalam skala nasional dan dunia. Membangun suatu jaringan doa tanpa batas tembok, wilayah dan denominasi kita merendahkan diri, mencari wajah-Nya, berseru kepada Tuhan, memohon ampun atas segala pelanggaran dan berpaling dari dosa-dosa kita dan bangsa ini.

2. Miliki Iman yang Teguh Terhadap Janji Tuhan.
Ayat 6 - 7 Dan berkata :Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaanan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau. 7 Bukankah engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu, untuk selama-lamanya? 
Yosafat mendeklarasikan imannya di hadapan seluruh penduduk Yehuda. Ia punya keyakinan yang kokoh akan perbuatan Tuhan yang ajaib di masa lalu terhadap nenek moyangnya. Iman yang teguh itu berdasar pada Kebenaran Firman Allah. Pengenalan yang benar akan Firman akan menumbuhkan Iman kita, dan Firman akan teruji dan menjadi nyata ketika iman kita diperhadapkan dengan tantangan dan pergumulan hidup. Pengalaman hidup berjalan bersama Tuhan melewati lembah kekelaman (ketakutan, ancaman dan maut sekalipun) akan membuat iman percaya kita makin teguh terhadap Tuhan dan janji-Nya. Kita harus percaya bahwa kita punya Allah yang luar biasa dan Mahakuasa, bahwa Kasih setia-Nya bagaikan perisai yang melindungi kita setiap saat dan pertolongan-Nya tidak pernah terlambat! 

Yesus berkata, “Jangan takut, Aku ada.” Artinya, jangan sama sekali kita takut sebab Dia ada beserta kita, ada bagi kita saat ini, setiap waktu dan sepanjang jalan hidup kita. Ia adalah Imanuel. Kenapa kita takut? Jangan pernah takut lagi sebab tidak ada kuasa yang lebih besar dan melebihi kuasa-Nya, baik di bumi ini maupun di dunia yang akan datang. Karena itu, mari kita sepakat berseru dan memanggil nama-Nya dalam doa dan kerendahan hati sambil menjaga dan memelihara iman yang teguh pada janji-janji-Nya yang manis. Amin. 

Tuhan Yesus Memberkati.

KUASA KEBANGKITAN YESUS

Kotbah Ibadah Paskah Minggu, 12 April 2020

KUASA KEBANGKITAN YESUS

Apa itu Paskah? Paskah selalu diawali oleh peristiwa yang mengejutkan atau mengerikan seperti yang terjadi di Mesir ketika Allah menulahi Mesir. Tulah hanya menyentuh orang Mesir, sehingga orang Israel terluput dari tulah. Namun, dalam 2 Samuel 24 : 15 - 17 tulah penyakit sampar Tuhan timpahkan kepada Israel oleh karena dosa Daud dan dosa seluruh Israel. Artinya, bahwa tulah bisa saja menimpa umat Tuhan oleh karena kehendak-Nya (seijin Tuhan), bukan karena Tuhan benci umat-Nya. Jadi, sesungguhnya siapa saja bisa ditimpa tulah jika seijin Tuhan. Tanpa seijin Tuhan, tidak ada sesuatu hal apa pun yang dapat mengambil nyawa seseorang. Kita ini milik kepunyaan Tuhan dan diciptakan untuk kemuliaan-Nya. Dan Allah mengenal umat kepunyaa-Nya. Seperti umat Israel, Ia meluputkan mereka dari kematian anak sulung oleh karena darah domba yang dioles di palang pintu rumah mereka. Demikian kita sebagai milik Kristus, darah kudus-Nya ada dalam hidup kita yang menjadikan kita milik kepunyaan-Nya kita pasti akan diselamatkan dan dibangkitkan bersama Dia.

*Pesan Tuhan melalui peristiwa Paskah :*
1. Kematian Yesus Kristus karena dosa-dosa kita, sesuai dengan kita suci.
1 Korintus 15 : 3 - 4
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, 4  bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;

Berita penebusan melalui kematian Kristus Yesus telah dinyatakan pertama kali oleh Kitab Suci (Kejadian 3 : 15), suatu tindakan Allah yang didorong oleh kasih-Nya yang tulus, Ia menyembelih seekor binatang untuk menutupi rasa malu Adam dan Hawa. Selanjutnya, dalam kitab Taurat korban persembahan dengan menyembelih binatang adalah cara yang dipakai Allah untuk umat-Nya dapat bersekutu dengan Tuhan. Kematian Yesus Kristus menggenapi semua nubuatan dalam kitab suci. Ia menjadi korban pendamaian, menutupi salah dan malu kita, menyelamatkan kita dari maut dan neraka dan lebih penting lagi Ia membawa masuk kita dalam persekutuan kekal dengan Bapa.

2. Ia hidup dan menampakkan diri-Nya kepada para murid-Nya.
1 Korintus 15 : 5 - 8
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. 6  Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. 7  Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. 8  Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

Dikatakan bahwa Yesus berulangkali menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Kebenaran ini memberitahukan kepada kita saat ini bahwa Tuhan Yesus tetap menyatakan diri-Nya kepada kita. Ia menampakkan diri kepada kita secara pribadi melalui Firman-Nya, suara-Nya terus menyapa kita, mengingatkan kita, memberi kita kekuatan dan pengharapan baru.

3. Karena Yesus telah bangkit dari kematian, maka kita juga akan dibangkitkan di dalam Dia.
1 Korintus 15 : 14, 17, & 20
Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. 17 Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. 20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.

Yesus telah bangkit, karena itu kita yang percaya pada-Nya beroleh pengharapan akan kebangkitan. Kita yang telah ditinggalkan oleh orang-orang yang terkasih melalui kematian tidak perlu berlarut-larut dalam kesedihan yang mendalam karena mereka akan dibangkitkan kembali saat Yesus datang pada kali yang kedua dan kita akan dipertemukan dalam suatu reuni yang akbar dengan sukacita dan kegirangan yang amat sangat. Jangan gelisah hatimu dan jangan takut, sebab Tuhan telah bangkit; Dia akan memulihkan seluruh aspek hidup kita. Percaya dan bersandar pada-Nya sebab di dalam Dia ada hari esok! Amin.

Tuhan Yesus Memberkati.

Minggu, 12 April 2020

DI LEMBAH KEKELAMAN, KU LIHAT MUJIZAT

Renungan Senin, 13 April 2020

DI LEMBAH KEKELAMAN, KU LIHAT MUJIZAT

Yehezkiel 37 : 1 - 6
Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang. Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering. Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?" Aku menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!" Lalu firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN! Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN."

Pengalaman Yehezkiel ketika kuasa dan kemuliaan Tuhan meliputinya dan dalam roh Tuhan menuntun dia ke suatu lembah guna menyaksikan mujizat yang dikerjakan Tuhan, dimana tulang-tulang kering bisa dihidupkan kembali. Suatu kondisi kehidupan iman, pengharapan, hubungan Israel dengan Tuhan yang rapuh dan mati yang digambarkan seperti tulang-tulang kering, dan hanya bisa disatukan, dibangkitkan serta dihidupkan oleh kuasa Firman Tuhan dan Roh-Nya. 

Mungkin kondisi yang hampir sama juga dialami oleh banyak umat Tuhan di akhir-akhir ini; 

keadaan putus asa, meragukan kuasa dan perlindungan Tuhan, panik dan penuh ketakutan sehingga tidak ada ketenangan dalam berdoa, kesedihan menyayat hati karena ditinggal orang-orang terkasih, semua menjadi satu dalam hati dan pikiran sehingga melupakan janji-janji Tuhan yang pasti. Iman kita mulai rapuh, kasih kita kepada sesama mulai tawar…harapan kita berada pada titik nadir terdalam, kondisi kita seperti tulang-tulang kering di lembah kekelaman oleh karena begitu banyaknya masalah yang menimpa kita dan bangsa kita. Belum pulih dari bencana nasional:  perpecahan perbedaan mayoritas dan minoritas seolah-olah merobek-robek keutuhan bangsa kita, lembah itu makin dalam, gelap dan takut ketika wabah COVID’19 yang sangat kejam itu menteror bangsa dengan skala dunia. Namun, Alkitab selalu punya catatan dari Perbuatan Tangan Tuhan yang dasyat. Jejak Tangan-Nya terlihat jelas lebih kokoh dan lebih perkasa dari ancaman maut, Harita-Nya menembus kegelapan lembah yang kelam. 

Sebutlah seorang Daud, ia tidak takut bahaya sebab Tuhan tidak pernah meninggalkannya. Seorang Musa, Yosua, Danie serta para sahabatnya, Gideon, dan para Rasul serta semua orang percaya sepanjang abad telah melewati lembah kekelaman hidup namun mereka tidak takut bahaya sebab kasih Tuhan tidak pernah beranjak dari hidup mereka. 

Kehadiran Tangan Tuhan mampu menyingkirkan kecemasan, keraguan, ketakutan bahkan maut yang mengancam hidup mereka. Kita harus percaya bahwa lembah bayang maut tidak sanggup memisahkan kita dari kasih Kristus. Dari batu-batu cadas di depan datang air yang sedap! Itu pengalaman Musa dan umatnya di gurun. 

Kembali ke pengalaman Yehezkiel, hal ini memberi pelajaran rohani bagi kita bahwa Tuhan sanggup melakukan perkara ajaib dalam hidup kita, meski keadaan kita dalam keadaan kering: sakit yang tidak pernah sembuh, terancam oleh virus, dicurangi orang sehingga mengalami kebangkrutan, penolakan sosial dan rumah tangga di ujung tanduk sekalipun. Tuhan sanggup pulihkan, sembuhkan, dan angkat kita kembali.

Apa yang hendak kita lakukan ketika Tuhan menuntun kita dalam lembah?

1. Sungguh-sungguh sadar bahwa Tuhanlah yang menuntun kita ke lembah.
Kuasa Tuhan yang ‘sengaja’ membawa Yehezkiel dalam pengalaman roh tersebut ke lembah untuk sementara waktu melihat seperti apa kondisi rohani Israel. Tidak hanya diperlihatkan kondisi seperti tulang-tulang yang kering, tapi Tuhan memberi pengharapan bahwa kuasa Firman dan Roh Allah sanggup menyatukan, memberi kehidupan baru, membangkitkan pasukan yang besar dan pemulihan. Sebagaimana yang dialami Yehezkiel, mungkin juga saat ini Tuhan sengaja membawa kita pada lembah, baik berskala pribadi, keluarga, nasional, bangsa dan dunia. Ada kesengajaan Tuhan untuk memperlihatkan kepada kita, bahwa manusia dengan segala fasilitas hidup, kesombongan, pengandalan terhadap pencapaiannya hanya seperti tulang-tulang kering saja di mata Tuhan. Kita tak berdaya melawan virus; kita diingatkan bahwa kita manusia bukan siapa-siapa. Hanya FIRMAN dan ROH TUHAN yang memberi kita HIDUP! Jika Tuhan sengaja membawa kita ke lembah, yakinlah bahwa tangan-Nya tidak pernah melepaskan kita. Genggaman-Nya kuat, Ia menghalau setiap rintangan, Ia meredahkan badai dan membuat mata kita melihat terang-Nya.

2. Kita harus tetap sabar dan setia kepada Tuhan.
Tuhan tidak hanya membawa kita ke rumput hijau dan air yang tenang, tapi juga di lembah. Ini bukan perjalanan yang biasa-biasa, tapi perjalanan yang penuh kejutan sehingga kita dibuat kagum akan kasih Tuhan. Lembah adalah tempat yang menjadi medan peperangan (karena itu banyak ditemukan tulang belulang), namun lembah juga adalah tempat yang subur. Ketika Tuhan menuntun kita ke lembah kehidupan, berarti Tuhan sedang melatih kita untuk berperang (supaya kita kuat dan terlatih/mahir mempergunakan senjata-senjata rohani). Melatih kehidupan rohani kita sehingga kita bisa menikmati segala berkat ilahi yang disediakan oleh Tuhan bagi kita yang dikasihi-Nya. Karena itu tetaplah sabar dan setia kepada Tuhan supaya kita menjadi Kristen yang sempurna (dikehendaki Allah). 

Yakobus 1 : 2 - 4
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. 
“Tuhan selalu bisa buat mujizat, asalkan kita sadar akan kehadiran-Nya, tetap sabar dan setia kepada Tuhan serta percaya pada kuasa Firman Tuhan” Amin! (AS).

Tuhan Yesus Memberkati.

Jumat, 10 April 2020

Semakin Kuat Ditengah Masalah

Renungan Sabtu, 11 April 2020

Semakin Kuat Ditengah Masalah

Pada saat Tuhan memanggil Yeremia yang masih muda, dia sadar, bahwa tugas sebagai nabi Tuhan tidaklah mudah dan faktanya ia banyak mengalami penderitaan bahkan orang-orang ingin mencabut nyawanya karena nubuat-buat yang disampaikannya. Apakah Yeremia mundur dari pelayanannya? Tidak! Namun ia tetap mengerjakan panggilan Allah dengan menyampaikan terus pesan-pesan Tuhan bagi orang Israel, sekalipun menghadapi banyak penderitaan. Mengapa? Karena ia sadar bahwa Tuhan yang memulai segala sesuatu dalam hidupnya dan menyertainya (Yeremia 1 : 8). Apakah masalah dan penderitaan yang Anda alami saat ini? Mengapa orang percaya dapat mengalami penderitaan, masalah, seperti masalah pandemi covid19. Memang kita harus menyadari bahwa Tuhan yang memanggil sebagai orang percaya kepada Kristus, lalu mampu meresponi panggilan-Nya, diberi kemampuan mentaati setiap kehendak-Nya.

Rahasia agar kita kuat ditengah masalah :
1. Jaga Hati (Amsal 4 : 23)
Hati harus dijaga karena ini adalah pusat kehidupan manusia. 
Firman Tuhan berkata bahwa kesehatan tubuh kita sangat dipengaruhi oleh keadaan hati kita. “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Yeremia 17 : 22). Agar hati kita selalu bersih, maka simpanlah janji-janji-Nya dalam hatimu (Mazmur 19 : 11)

2. Jaga Lidah atau perkataan kita (Amsal 4 : 24)
Sangat penting untuk menjaga dan memelihara lidah atau perkataan kita “Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak” (Amsal 4 : 10)

3. Jagalah penglihatanmu (Amsal 4 : 25)
Kita akan gagal dalam masa seperti sekarang ini bila tidak menjaga mata dengan baik dan benar. Mata hanya tertuju kepada besarnya masalah dan situasi yang ada. Kita akan menjadi lemah bila fokus melihat kepada masalah, karena akan menjadi kuatir, takut, dan tidak percaya pada Tuhan. Bujang Eliza, Gehazi alami ketakutan luar biasa saat melihat tentara dengan kuda dan kereta musuh mengepung kota Dotan (2 Raja - Raja 6 : 17). Keadaan akan berbeda kalau kita mengarahkan pandangan kita kepada TUHAN dan perbuatan-Nya yg dahsyat, maka semua kecemasan dan ketakutan akan hilang.

Ingatlah bahwa Tuhan yang memulai segala sesuatu yang baik didalam kita, maka Ia akan memperlengkapi dan memampukan kita kuat ditengah masalah. Amin. 

Tuhan Yesus Memberkati.