Selasa, 31 Maret 2020

DALAM YESUS, KITA SANGGUP MENANGGUNG SEGALA SESUATU.


Senen, 30 Maret 2020

DALAM YESUS, KITA SANGGUP MENANGGUNG SEGALA SESUATU

Filipi 4 : 13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Orang-orang Kristen di Filipi telah beberapa kali memberikan dukungan keuangan kepadanya di dalam tugas penginjilannya, tetapi mereka kehilangan kontak dengannya di akhir periode pelayanannya. Paulus meyakinkan mereka bahwa ia telah belajar untuk menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan dan menaklukkan keadaannya. Bagaimana Paulus melakukannya? Ia telah mempelajari bahwa kuasa dan kekuatannya berasal dari hubungan pribadinya dan persekutuannya yang bertumbuh bersama Kristus. Tak ada pihak lain selain Dia yang telah menyelamatkannya dan terus menjadi Tuan dan Sahabatnya yang dapat “mencurahkan kuasa” kepadanya dan menjadikan dia kuat untuk menghadapi segala keadaan.

Ayat di atas bisa diartikan dengan perkataan “Di dalam Dia yang memberi kekuatan, saya sanggup menghadapi apa saja.”

1. Kita sanggup menghadapi kesulitan hidup.
Kesulitan hidup itu sungguh nyata. Kita semua menghadapi kesukaran yang mendantangkan penderitaan dan  kesengsaraan, yang tampaknya lebih berat dari pada yang dapat kita tanggung. Akan tetapi, melalui kehidupan Kristus kita memetik sejumlah pelajaran berharga mengenai penderitaan. Juruselamat kita tidak berusaha menghindari penderitaan terbesar dalam hidup-Nya, pergi ke Kalvari. Ia menghadapi kematian-Nya dengan realistis dan memanfaatkannya sebagai suatu sarana untuk mengadakan penebusan bagi dunia. Dengan cara yang sama, kita dapat menemukan kemenangan di dalam penderitaan.
Bagaimana Anda dan saya menghadapi penderitaan yang Tuhan ijinkan untuk kita alami? Apakah ini membuat Anda dan saya menjadi kepahitan atau menjadi lebih baik? Apabila kita memanfaatkan penderitaan dengan cara yang kreatif, penderitaan tersebut dapat menjadi sarana untuk memperdalam karakter kita dan membuat hidup kita lebih bermakna.
Di dalam kekuatan yang dari Kristus, kita sanggup menghadapi penderitaan. Dengan hadirat-Nya di dalam hati kita, kita dapat memahami bahwa penderitaan itu memberikan pengenalan dan belas kasihan. Membuat hidup kita lebih indah. Seorang pelancong di Afrika melihat kupu-kupu tropis raksasa yang sedang berjuang untuk keluar dari kepompong. Ia merasa kasihan, dan dengan pisaunya, ia memotong tali-tali benang yang membelitnya. Kupu-kupu itu dapat keluar dengan aman dan mudah. Namun, kemudian terjadi suatu tragedi besar: semua warna yang indah dan cemerlang itu lenyap! Pergumulan yang berat itu sangat diperlukan untuk memunculkan warna tersebut. Begitu pula warna-warni indah jiwa diperoleh, bukan pada masa yang mudah dan sejahtera, tetapi dalam pergumulan dan di dalam kemenangan atas ujian dan kemalangan.
Kuasa kesusahan, kesulitan, penyakit, kemalangan dan berbagai kuasa penderitaan lainnya tidak dapat bertahan di dalam lingkungan rohani. Ketika kita mengasihi Yesus, mengagumi jalan hidupnya dan tinggal dalam persekutuan yang intim dengan-Nya, kita memiliki kuasa untuk bertahan, mengatasi dan keluar sebagai pemenang. Persekutuan yang intim dengan Kristus ditandai dengan sikap hati kesediaan menerima apa yang mau Tuhan perbuat dan rencana-Nya melalui penderitaan yang kita alami; menyerahkan waktu kita untuk duduk tenang di kaki Tuhan dalam doa dan perenungan Firman sebab di situlah letak kekuatan iman kita. Kuasa Tuhan tidak bekerja dalam hidup orang yang jauh dari persekutuan dengan-Nya, yang tidak memahami kehendak-Nya.

2. Kita sanggup menghadapi kematian dan kekekalan.
Melalui iman kepada Kristus Yesus, kita diselamatkan dan dijauhkan dari kematian kekal. Namun, Kekristenan lebih dari sekedar “jalan keluar dari api” untuk menghindari neraka kekal. Menjadi pengikut Yesus memberikan tujuan arah hidup untuk saat ini. Dengan Kristus hidup di dalam hati kita, kita dapat menikmati kedamaian batin yang mendekati suatu “surga di bumi.” Dosa-dosa kita telah ditebus oleh darah Yesus. Kita telah dibenarkan dari kesalahan dosa kita dan tidak akan menerima penghukuman. Penyakit, penderitaan, aniaya terhadap tubuh jasmani orang percaya hanya mendantangkan kematian dan perpisahan sementara tapi tidak untuk kekekalan. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus!

Tuhan hadir dalam dunia kekelaman kita, iman yang tumbuh dari mendengar dan merenungkan Firman memberi kita kekuatan untuk bertahan dalam kesesakan. Iman akan membawa kita masuk ke dalam suatu pengalaman pribadi yang penuh kuasa bersama Kristus, memberi kita anugerah untuk melakukan kehendak-Nya, hidup dalam kasih di tengah penderitaan dan aniaya serta ancaman pandemi virus COVID’19, dan beroleh penghiburan sejati dari Roh Kudus.

Doa :
Bapa, terimakasih untuk teladan hidup para tokoh iman yang telah mempraktekkan kehidupan Kristus dengan nyata. Kami belajar meletakkan dasar iman kami hanya kepada Kristus, perkataan Firman dan Roh Kudus yang tidak pernah meninggalkan kami sedetikpun. Di tengah ancaman maut, wabah virus yang mengamuk di waktu pagi, siang dan malam kiranya kuasa-Mu melingkupi kami, keluarga besar kami, gereja-Mu dan bangsa kami. Lebih dari pada itu, kiranya kuasa-Mu memampukan kami untuk kuat menghadapi semua ancaman hidup, tetap percaya bahwa tidak ada penyakit, penderitaan, aniaya, ancaman virus yang bertahan di dalam hadirat Tuhan. Amin!

Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar