Selasa, 31 Maret 2020

*Overcoming Problems with God*

Renungan 
Rabu, 01 April 2020

*Overcoming Problems with God*
"Mengatasi Masalah bersama dengan Tuhan"

2 TAWARIKH 20 : 1 - 37

Cerita terkenal tentang Raja Yosafat, menggambarkan salah satu pertempuran epik terbesar dalam sejarah Israel. Raja Yosafat mendapatkan kabar dari sahabatnya bahwa tentara laksar yang besar sedang datang dari sebrang untuk berperang melawannya, dan kitab tawarikh menceritakan bahwa yang datang untuk menyerang itu terdiri dari 3 bangsa (Moab, Amon dan Meunim) v.1, dan semuanya itu jaraknya tidaklah jauh, hanya di sebrang Laut Asin, dan terlihat bahwa *kemungkinan Raja Yosafat menang itu sangatlah tidak mungkin :*

Cerita ini sangat relavant dalam kehidupan kita semua hari2x ini, *karena setiap dari kita pasti berjumpa dengan peperangan* : *Financial, Spiritual, Material, Relationship, Kesehatan* , dan lain sebagainnya yang kita hadapi setiap hari-nya. Tuhan menaruh cerita Raja Yosafat didalam alkitab, untuk menggambarkan beberapa prinsip yang dapat kita pelajari agar kita dapat menang didalam setiap peperangan yang kita hadapi. 

*1. MENGENALI MUSUH KITA*
v.1 "Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim."
2 Tawarikh 20 diawali dengan prinsip mengenali siapa musuh kita, mungkin ini kedengarannya hal yang biasa; namun sebenarnya tidak, karena banyak orang yang tidak tahu siapa musuh mereka.

Mereka ber-fikir musuh mereka adalah seseorang yang berusaha untuk mengambil didalam kehidupan mereka : *PEKERJAAN, KELUARGA, HARTA* , dan lain sebagainya. akan tetapi *MUSUH TERBESAR* yang sering kita hadapi dan tidak kita sadari adalah *SIKAP KITA SENDIRI*

Bukan *SITUASI* yang membuat kita jatuh, tetapi *RESPON kita kepada SITUASI* yang sering membuat kita salah melangkah.

*2. MENGENALI KEKURANGAN KITA*
v.12 "Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."

Yosafat menjadi takut ketika dia berhadapan dengan yang situasi yang berat, namun sewaktu dia mengenali musuhnya dan mengambil respon yang benar yaitu *BERSERU KEPADA TUHAN*, maka berikutnya *RAJA YOSAFAT MENGENALI KEKURANGANNYA* dalam berperang.

Hanya ada 1 jenis manusia yang Tuhan tidak akan pernah tolong = Seseorang yang merasa dirinya tidak perlu pertolongan. Sewaktu kita mengakui dan mengenali kekurangan kita, Tuhan akan bekerja mendatangkan kekuatan.

*3. BERSERAH KEPADA TUHAN*
v.15 "dan berseru: "Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: *Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini,* sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah."

BERSERAH adalah kata yang TIDAK POPULAR, Karena memiliki persamaan kata dengan KALAH; dan tidak ada satu-pun dari kita yang mau ‘kalah’. Kata berserah/menyerah berarti mengakui bahwa kita kalah entah itu didalam peperangan, game atau-pun suatu pertandingan, yang akhirnya kita harus mengakui bahwa yang mengalahkan kita lebih ‘kuat’.

*Doa :*
Tuhan Yesus, aku percaya bersama dengan-Mu aku akan terus belajar mengenal musuh-ku dan kekuranganku sehingga aku dapat terus berserah kepadaMu dan mengucap syukur. BersamaMu aku pasti bisa mengatasi setiap masalah. Amin.

Tuhan Yesus Memberkati

SEORANG PENABUR

SEORANG PENABUR


MATIUS 13:1-9
 Dalam pelajaran Firman TUHAN tentang Kandil emas ini,kita mendapatkan pelajaran tenatng bagian dari KANDIL emas itu tentang bagian dari KANDIL itu yaitu tentang KELOPAK TOMBOL dan BUNGA..diatas bunga badam itulah diletakan lampu yang menyala,ini bagaikan BUAH dari KANDIL.
Artinya setiap anak TUHAN,harus meng hasilkan buah,jadi seperti tanaman yang diha rapkan oleh petani hanyalah buah dari hasil tanamannya.
Jika benih FA itu bisa kita terima,maka hasilnya adalah kita bisa mencapai hidup yang sebenarnya, karena FA itu adalah benih yang kekal(1 Petrus 1:23).
Matius 13:1-9.
Ay.9…Siapa yang bertelinga…
Ini berati kita harus mendengarkan jika untuk berbuah,karena benih yang tertaburkan adalah Firman TUHAN,jadi janganlah kita mempunyai anggapan bahwa tidak ibadah itu tidak apa-apa, karena bagaimana kita bisa mendengar FA jika tidak beribadah,sedangkan bagi yang mendengar saja banyak yang harus diperjuangkan apalagi yang tidak mendengar!!!!
Dari pembacaan kita maka yang harus kita perjuangkan adalah:
1.       Benih jatuh dijalan:inilah hati yang seperti jalan,tidak mungkin bisa disinggahi oleh FA,karena hatinya  seperti jalan,entah mela yang kemana kosentrasinya,tidak terfokus ke FA,jadi FA itu dimakan burung (iblis) sehing ga sipendengar (Jemaat tidak akan menga lami perubahan apa-apa.
2.       Tanah yang berbatu:adalah hati yang banyak terkotori oleh batu sandungan, baik sesama jemaat atau mungkin dengan gembalanya, lalu ada iri hati,sakit hati,jika hal ini terjadi, maka FA itu hanya akan bertumbuh sebentar saja,hanya sesaat sipendengar FA itu merasakan FA,tetapi tidak masuk kedalam, karena terbantun dengan batu-batu yang ada,orang yang demikian tidak akan kuat saat menghadapi cobaan,malah bisa tidak bersedia kegereja lagi atau dikatakan murtad.
3.       Semak duri…hati yang penuh dengan kekuatiran dan tipu daya kekayaan, Inilah hati yang hanya gembira saat digereja saja,saat mendengar FA,tapi begitu ingat tentang kebutuhan,maka kembali kekuatiran itu lebih mengu asainya,padahal jika kita percaya sepenuh hati kepada FA yang merupakan pribadi TUHAN sendiri,maka FA itu sanggup mengadakan apa yang kita perlukan(1 Petrus 5:7-11).
Dalam mengahdapi persoalan memang perlu iman yang teguh(artinya;percaya kepada FA dengan sepenuh hati).
Iblis memang cerdik,sehingga jika kita ada ke kuatiran, maka iblis ingin menggunakan kesem patan untuk mengalihkan kita dari FA yang bekuasa.
Kekuatiran itu hanya sementara,dan Matius 6:33-34….Jika kita mengutamakan  mencari kerajaan Allah dan kebenarannya,maka apa yang kita kuatir kan(sebab manusia yang dikuatirkan biasanya, makanan ,minuman dan pakaian) sebenarnya hanya dicari oleh orang yang tidak mengenal TUHAN,tetapi bagi kita anak TUHAN,tidaklah demikian, karena kita percaya apa yang diperlukan oleh anak-anakNYA,pasti disediakan oleh Bapa yang baik.
4.       Tanah yang subur…hati yang terbebas kan dari halangan 1-3,hati yang disucikan oleh FA,diisnilah  FA itu ber tumbuh dan ber buah, inilah hati yang bersedia ditempa oleh FA,artinya hati yang menaruh harap kepada FA,sehingga berbuah berlipat ganda.
Kejadian 26:1-5.
Saat kelaparan sedang melanda negeri yang ditinggali oleh Ishak,maka Ishak berencana untuk pindah mencari makanan,maka oleh FIRMAN TUHAN dilarang, an akhirnya Ishak melakukan seprti apa yang dikatakan oleh FA,dan dalam keadaan saat itu Ishak tetap menabur, inilah hati yang subur,hati yang melakukan apa yang didengar,hasilnya sangat diberkati,menjadi kaya,sangat kaya,semakin bertam bah kaya.
      Marilah kita belajar untuk mendengar FA dengan benar dengan hati yang bersih supaya kita bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
Tetap semangat Tuhan Yesus Memberkati Shalom 

DALAM YESUS, KITA SANGGUP MENANGGUNG SEGALA SESUATU.


Senen, 30 Maret 2020

DALAM YESUS, KITA SANGGUP MENANGGUNG SEGALA SESUATU

Filipi 4 : 13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Orang-orang Kristen di Filipi telah beberapa kali memberikan dukungan keuangan kepadanya di dalam tugas penginjilannya, tetapi mereka kehilangan kontak dengannya di akhir periode pelayanannya. Paulus meyakinkan mereka bahwa ia telah belajar untuk menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan dan menaklukkan keadaannya. Bagaimana Paulus melakukannya? Ia telah mempelajari bahwa kuasa dan kekuatannya berasal dari hubungan pribadinya dan persekutuannya yang bertumbuh bersama Kristus. Tak ada pihak lain selain Dia yang telah menyelamatkannya dan terus menjadi Tuan dan Sahabatnya yang dapat “mencurahkan kuasa” kepadanya dan menjadikan dia kuat untuk menghadapi segala keadaan.

Ayat di atas bisa diartikan dengan perkataan “Di dalam Dia yang memberi kekuatan, saya sanggup menghadapi apa saja.”

1. Kita sanggup menghadapi kesulitan hidup.
Kesulitan hidup itu sungguh nyata. Kita semua menghadapi kesukaran yang mendantangkan penderitaan dan  kesengsaraan, yang tampaknya lebih berat dari pada yang dapat kita tanggung. Akan tetapi, melalui kehidupan Kristus kita memetik sejumlah pelajaran berharga mengenai penderitaan. Juruselamat kita tidak berusaha menghindari penderitaan terbesar dalam hidup-Nya, pergi ke Kalvari. Ia menghadapi kematian-Nya dengan realistis dan memanfaatkannya sebagai suatu sarana untuk mengadakan penebusan bagi dunia. Dengan cara yang sama, kita dapat menemukan kemenangan di dalam penderitaan.
Bagaimana Anda dan saya menghadapi penderitaan yang Tuhan ijinkan untuk kita alami? Apakah ini membuat Anda dan saya menjadi kepahitan atau menjadi lebih baik? Apabila kita memanfaatkan penderitaan dengan cara yang kreatif, penderitaan tersebut dapat menjadi sarana untuk memperdalam karakter kita dan membuat hidup kita lebih bermakna.
Di dalam kekuatan yang dari Kristus, kita sanggup menghadapi penderitaan. Dengan hadirat-Nya di dalam hati kita, kita dapat memahami bahwa penderitaan itu memberikan pengenalan dan belas kasihan. Membuat hidup kita lebih indah. Seorang pelancong di Afrika melihat kupu-kupu tropis raksasa yang sedang berjuang untuk keluar dari kepompong. Ia merasa kasihan, dan dengan pisaunya, ia memotong tali-tali benang yang membelitnya. Kupu-kupu itu dapat keluar dengan aman dan mudah. Namun, kemudian terjadi suatu tragedi besar: semua warna yang indah dan cemerlang itu lenyap! Pergumulan yang berat itu sangat diperlukan untuk memunculkan warna tersebut. Begitu pula warna-warni indah jiwa diperoleh, bukan pada masa yang mudah dan sejahtera, tetapi dalam pergumulan dan di dalam kemenangan atas ujian dan kemalangan.
Kuasa kesusahan, kesulitan, penyakit, kemalangan dan berbagai kuasa penderitaan lainnya tidak dapat bertahan di dalam lingkungan rohani. Ketika kita mengasihi Yesus, mengagumi jalan hidupnya dan tinggal dalam persekutuan yang intim dengan-Nya, kita memiliki kuasa untuk bertahan, mengatasi dan keluar sebagai pemenang. Persekutuan yang intim dengan Kristus ditandai dengan sikap hati kesediaan menerima apa yang mau Tuhan perbuat dan rencana-Nya melalui penderitaan yang kita alami; menyerahkan waktu kita untuk duduk tenang di kaki Tuhan dalam doa dan perenungan Firman sebab di situlah letak kekuatan iman kita. Kuasa Tuhan tidak bekerja dalam hidup orang yang jauh dari persekutuan dengan-Nya, yang tidak memahami kehendak-Nya.

2. Kita sanggup menghadapi kematian dan kekekalan.
Melalui iman kepada Kristus Yesus, kita diselamatkan dan dijauhkan dari kematian kekal. Namun, Kekristenan lebih dari sekedar “jalan keluar dari api” untuk menghindari neraka kekal. Menjadi pengikut Yesus memberikan tujuan arah hidup untuk saat ini. Dengan Kristus hidup di dalam hati kita, kita dapat menikmati kedamaian batin yang mendekati suatu “surga di bumi.” Dosa-dosa kita telah ditebus oleh darah Yesus. Kita telah dibenarkan dari kesalahan dosa kita dan tidak akan menerima penghukuman. Penyakit, penderitaan, aniaya terhadap tubuh jasmani orang percaya hanya mendantangkan kematian dan perpisahan sementara tapi tidak untuk kekekalan. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus!

Tuhan hadir dalam dunia kekelaman kita, iman yang tumbuh dari mendengar dan merenungkan Firman memberi kita kekuatan untuk bertahan dalam kesesakan. Iman akan membawa kita masuk ke dalam suatu pengalaman pribadi yang penuh kuasa bersama Kristus, memberi kita anugerah untuk melakukan kehendak-Nya, hidup dalam kasih di tengah penderitaan dan aniaya serta ancaman pandemi virus COVID’19, dan beroleh penghiburan sejati dari Roh Kudus.

Doa :
Bapa, terimakasih untuk teladan hidup para tokoh iman yang telah mempraktekkan kehidupan Kristus dengan nyata. Kami belajar meletakkan dasar iman kami hanya kepada Kristus, perkataan Firman dan Roh Kudus yang tidak pernah meninggalkan kami sedetikpun. Di tengah ancaman maut, wabah virus yang mengamuk di waktu pagi, siang dan malam kiranya kuasa-Mu melingkupi kami, keluarga besar kami, gereja-Mu dan bangsa kami. Lebih dari pada itu, kiranya kuasa-Mu memampukan kami untuk kuat menghadapi semua ancaman hidup, tetap percaya bahwa tidak ada penyakit, penderitaan, aniaya, ancaman virus yang bertahan di dalam hadirat Tuhan. Amin!

Tuhan Yesus Memberkati

BADAI PASTI BERLALU

Renungan Khotbah 
Selasa, 31 Maret 2020

BADAI PASTI BERLALU

Matius 8 : 25 - 26
Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." 
Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.

Peristiwa di atas menceritakan kepada kita tentang Yesus yang sedang bersama murid-murid-Nya dalam sebuah perahu menuju Gerasa, dan Ia lalu tertidur. Tiba-tiba danau yang tenang bergolak karena angin taufan. Kita dapat membayangkan bagaimana takutnya para murid Yesus menghadapi angin taufan yang datang tiba-tiba dan dengan sikap panik mereka membangunkan Yesus. Mereka takut binasa! Sikap para murid ini berbeda dengan sikap Yesus yang tetap tidur dengan tenang. Mengapa Yesus tetap tenang dan menikmati istirahat-Nya? 
Hanya ada satu sebab yang membuat-Nya bersikap demikian, yaitu karena Ia adalah Tuhan atas alam semesta. Hanya dengan menghardik saja taufanpun reda dan danaupun tenang kembali. 

Luar biasa! Situasipun berubah dari takut yang satu ke takut yang lain. Semula takut binasa kemudian takut kepada sang Guru. Jelas sekarang, bukan murid-murid yang seolah menyadarkan Yesus, tetapi sebaliknya Yesuslah yang menyadarkan murid-murid untuk percaya kepada Yesus bukan hanya sebagai Guru, yang mengajarkan norma-norma spiritualitas tetapi percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang berkuasa atas alam semesta dan semua peristiwa di dunia ini.

Yesus menuntut murid-murid-Nya untuk tidak sekadar mengikut kemana Yesus mengajak mereka pergi. Ia menuntut agar murid-murid-Nya tahu siapa pribadi yang mereka ikuti itu dan percaya sepenuhnya kepada-Nya dalam situasi apapun 

Badai yang datang tanpa tanda-tanda sebelumnya membuat perahu dan penumpangnya berada dalam bahaya serius. Bisa diduga, bahwa dalam ketakutan para murid melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan diri. Maka mereka begitu heran saat melihat Yesus dapat tidur dalam situasi yang membuat mereka panik. Namun Yesus kemudian menenangkan angin dan air yang mengamuk dengan sebuah hardikan. Betapa takutnya para murid ketika melihat Yesus menenangkan badai. Bayangkan, orang yang selalu bersama mereka, ternyata berkuasa atas angin dan air yang mengamuk. Lalu dengan siapa sesungguhnya mereka selama ini berhadapan?

Dalam kisah ini Yesus mau melihat iman para murid. Sayang, Ia tidak menemukannya. Dalam situasi gawat darurat itu, Yesus tidak mengharapkan mereka melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Ia hanya ingin agar mereka memercayai Dia. Ironis, mereka malah menegur Yesus karena dianggap tidak punya perhatian untuk mengatasi masalah yang mengancam hidup. Bagi Yesus, kurangnya iman para murid merupakan masalah serius. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak melihat Dia sebagai Anak Allah, Pencipta dan Pemelihara alam semesta.

Mengalami krisis dalam hidup adalah momen untuk melihat iman kita. Di bawah tekanan situasi, kita bisa tahu sampai di mana iman kita kepada Kristus. Iman memang merupakan masalah mendasar bagi murid Kristus karena tanpa iman, orang tidak mungkin berkenan kepada Allah.

Taufan tersebut pastilah cukup keras sehingga membuat nelayan yang berpengalaman dan mengenal keadaan danau itu ketakutan. Ia pun bangun, lalu menghardik air dan angin yang mengamuk itu. Yesus berkuasa atas kekuatan-kekuatan alam. 

Doa :
Tuhan Yesus, aku percaya ditengah situasi seperti apapun Engkau selalu bersamaku. Aku menguatkan iman untuk menghadapi segala sesuatu dan meraih kemenangan. Aku percaya badai pasti berlalu. Amin

Tuhan Yesus Memberkati