Minggu, 02 November 2014

Interaksi Sebagai Tanda

Banyak orang Kristen merasa telah menemukan Tuhan karena telah melakukan hukum-hukum yang Allah berikan. 

Hukum-hukum tersebut terdapat dalam Alkitab yang mengacu pada pemberian Sepuluh Perintah Allah. Seakan-akan pertemuan umat dengan Allah dapat terjadi melalui media melakukan hukum tersebut. Pola keberagamaan seperti itu adalah pola keberagamaan standar yang ada pada semua agama. 

Pada umumnya agama-agama di dunia memiliki hukum-hukum yang harus dikenakan umat. Melaluinya umat dapat memiliki ikatan dengan ilah atau dewa yang disembah. Agama tanpa hukum tidak dianggap sebagai agama yang berkualitas tinggi. Menurut banyak orang, justru hukum suatu agama menentukan kualitas agamanya. Semakin hukumnya dirasa berat dan dapat menampilkan sosok-sosok orang “saleh”, maka mereka merasa agama tersebut lebih benar atau paling benar. 

Tidak heran kalau banyak umat berusaha menunjukkan kesalehannya di mata manusia melalui berbagai penampilan lahiriahnya.

Memang tidak bisa dihindari, pola keberagamaan diberlakukan atas bangsa Israel, sebab bangsa tersebut adalah bangsa yang tidak berbudaya; mereka menjadi budak selama 430 tahun di Mesir. 

Ini adalah masa yang sangat panjang, sebab bisa meliputi enam sampai tujuh generasi. Sebagai bangsa budak mereka tidak memiliki hukum, hidup mereka tidak tertib dan tidak mengenal Allah. Itulah sebabnya ketika Musa memperkenalkan Allah Abraham, Ishak dan Yakub, mereka bisa mempertanyakan siapa nama Allah tersebut. 

Untuk menjadikan mereka bangsa yang beradab dan tertib, mereka harus diberi hukum (Torat). Hukum bukanlah media yang ideal untuk mengikat hubungan Allah dengan umat.

Kekristenan bukanlah agama hukum. Dalam Injil tidak terdapat syariat atau hukum yang mengatur secara detail kehidupan umat seperti yang terdapat dalam agama lain. Kekristenan adalah jalan hidup, dimana umat diajar untuk mengenal kebenaran. 

Pengenalan yang memadai terhadap kebenaran akan memberikan kecerdasan roh. Kecerdasan inilah yang memungkinkan seseorang bisa mengerti kehendak Allah. Dengan demikian orang percaya prinsipnya adalah “Tuhan adalah hukumku”. Dengan melakukan kehendak Allah seseorang berinteraksi dengan Dia. 

Ini adalah interaksi yang sangat pribadi. Dari hal inilah seseorang baru dapat dikatakan sebagai telah menemukan Tuhan. Amin Selamat Pagi Dan Beraktifitas (truth)

Tuhan Yesus Memberkati Shalom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar