Minggu, 09 November 2014

Hidup Seperti Henokh


Kehidupan Henokh tidak banyak diceriterakan dalam Alkitab. Hanya beberapa ayat saja, tetapi kita bisa belajar dari kehidupannya yang luar biasa. Dalam kitab Kejadian5:21-24 dikatakan: Setelah Henokh hidup enam puluh limatahun, ia memperanakkan Metusalah Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, ... lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.

Henokh hidup berkeluarga, dia punya anak banyak, tidak hanya Metusalah anaknya. Dia juga orang yang sibuk karena dia harus menghidupi keluarganya. Dia juga pasti tidak tinggal menyendiri di dalam gua misalnya, tetapi hidup bermasyarakat. Keistimewaan hidupnya adalah dia bergaul akrab dengan Allah selama 300 tahun sehingga dia langsung diangkat oleh Allah dalam meninggalkan dunia ini tanpa mengalami kematian. Kesukaannya pastilah berdiam diri, mendengarkan petunjuk Allah dan menurutinya. Henokh benar-benar hidup sebagai anak Allah yang sejati. Dia masih ada di bumi tetapi kehidupannya dia jalankan seolah-olah dia sudah hidup di sorga. Telinganya dipakai untuk mendengarkan suara sorgawi. Bukankah kita juga berdoa 'Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga'?

Sebagai orang Kristen seharusnya kita hidup beda dari orang-orang dunia ini. Kita adalah anak Allah, setiap apa pun yang kita lakukan harus seturut aturan sorga. Kita juga disebut bait Allah di mana Roh Allah diam di dalam kita. 1Kor. 3:16. Bergaul akrab dengan Allah artinya berjalan di dalam roh dalam hidup ini bersama Allah, ini yang harus kita pedulikan. Kita harus mengejar kehidupan yang seperti itu sebagai orang percaya.  Identitas kita bukan kita dapatkan dari pekerjaan yang kita lakukan untuk kehidupan ini, tetapi kita mendapatkan identitas dari pekerjaan yang kita lakukan untuk Allah, Bapa kita. Hasil hubungan kita dengan Bapa itu merupakan identitas kita. Berhubungan dengan Bapa bagi kita adalah mungkin setiap saat, ini dikehendaki dan dirindukan Bapa. Kebanyakan dari kita berkata 'Aku nggak punya waktu'. Hal yang paling Tuhan kehendaki adalah waktu kita!

Kita sekarang berada seperti yang dikatakan dalam Wahyu 4:1 kita melihat pintu sorga yang terbuka dan suara yang mengundang kita berkata: 'Naiklah ke mari'. Pernyataan ini adalah begitu kontroversial, tetapi Tuhan sedang membangkitkan orang-orang yang hidupnya di bumi tetapi berbuat seolah-olah rumahnya sudah di sorga sekarang! Seperti waktu Daud menerima pewahyuan, dan berkata: "Aku ini orang asing di dunia" Mazmur 119:19.

Kalau kesejatian yang abadi itu menyentuh hati kita, kita tidak mau lagi berpegang kepada hal-hal yang sifatnya sementara. Allah sedang membangkitkan orang-orang yang memiliki hati seperti Henokh. Bergaul intim secara supra alami, begitu jatuh hati dengan sorga, begitu rindu mendengarkan suara Tuhan, serta melakukan dengan taat petunjuk-Nya. Orang-orang yang mempunyai perspektif sorgawi, berlaku dan berbicara beda dengan orang-orang dunia. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. Roma 12:2 

Di dalam dunia yang serba sibuk ini Alkitab menuliskan dalam Mazmur 46:11 "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" Kita harus menyediakan waktu untuk berdiam diri, menenangkan hati dan pikiran kita untuk mendengarkan suara Tuhan dan belajar dari Dia, karena Dia ingin mengajar kita. Mazmur 32:8. Hargailah waktu kita. Apakah kita berada di terminal bus atau di airport, apa pun kesibukan kita, kita harus punya waktu untuk berdiam diri, menenangkan hati kita untuk mendengarkan bimbingan Tuhan. Dia selalu berbicara dengan kita, hanya kita saja yang tidak punya waktu untuk mendengarkan. Bapa dan Tuhan Yesus tinggal didalam kita. Yoh. 14:23. Roh Kudus juga diam di dalam kita. 
1Kor. 3:16. Dengan mengenal Bapa secara benar kita dapat memberikan inspirasi kepada orang-orang di sekitar kita. 

Apabila kita menyediakan waktu bersama Yesus, hadirat-Nya tinggal di dalam kita. Para malaikat mengasihi hadirat Allah, kalau kita menghadirkan hadirat Allah maka para malaikat itu juga mengelilingi kita. Orang yang berjalan bersama Tuhan merubah lingkungan di mana dia ada dengan kehadirannya. Dalam kitab Kisah Para Rasul, orang-orang meletakkan orang sakit di tilamnya sehingga pada waktu bayangan Petrus menyentuhya mereka disembuhkan.

Mata kita sekarang terbuka untuk melihat kemuliaan Allah yang tinggal di dalam kita itu mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitar kita. "Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!" -- Kolose 1:27

Kehidupan Henokh benar-benar memberi pelajaran yang sangat berguna bagi hidup kita. Henokh adalah tipe anak Allah yang dewasa. Di tengah-tengah tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, dia masih bisa hidup bergaul intim dengan Allah. Allah memanggil kita untuk  bergaul intim dengan Dia -- untuk hidup secara supra alami -- mempunyai pikiran di sorga sedang tubuh kita masih di bumi, melakukan rencana-rencana-Nya.

Hidup Henokh mengajar banyak hal kepada kita. Baik untuk mencapai sukses maupun untuk bergaul akrab dengan Tuhan, untuk menjalani kehidupan ini di mana Tuhan dihargai di atas harta dunia dan di atas segala-galanya. 
Sorga itu rumah kita sekarang. Kalau kita akrab dengan Tuhan, kesukaan-Nya menjadi kesukaan kita juga. Amin Tuhan Yaesus Memberkati Shalom.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar