1 Timotius 4:8
"Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."
Efek naik tangga beberapa tingkat berbeda bagi orang yang sering berolahraga dengan yang jarang atau tidak sama sekali. Bagi yang suka berolahraga, naik tangga beberapa lantai ke atas tidak akan terasa melelahkan. Mereka akan tetap terlihat normal alias biasa-biasa saja. Sedang yang jarang berolahraga tentu akan kehabisan nafas, terengah-engah, keringat dingin, sesak nafas dan menjadi sulit bicara. Pada suatu kali di sebuah kantor lift mendadak mati, sehingga saya bersama beberapa orang harus turun dari lantai 8 menuju ke dasar. Maka terlihat jelaslah orang yang sering berlatih kebugaran dengan yang tidak, terutama setelah mencapai lantai bawah. Usia tidak membawa pengaruh berarti, karena ada beberapa diantara mereka yang sudah cukup lanjut usia ternyata mampu 'mengalahkan' yang lebih muda dari segi kebugaran.
Olahraga atau latihan jasmani yang dilakukan secara rutin akan mampu menjaga dan meningkatkan stamina kita. Tubuh akan menjadi lebih sehat, segar dan kuat, tidak gampang jatuh sakit, dan akan lebih mampu mengatasi tantangan berat seperti jalan yang curam menurun atau naik turun tangga. Jika latihan jasmani atau badani saja sudah memberikan perbedaan signifikan terhadap daya tahan dan kebugaran tubuh, ibadah adalah lebih penting lagi. Mengapa? Sebab disaat latihan jasmani terbatas gunanya, yaitu hanya untuk kehidupan kita di dunia ini, latihan ibadah akan membawa manfaat baik pada hidup kita saat ini maupun kehidupan yang akan datang. Itulah yang diingatkan pula oleh Paulus. Karenanya ia menyerukan pentingnya sebuah komitmen untuk melatih diri kita dalam beribadah. "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:7b-8).
Orang yang berolahraga akan terus meningkatkan porsinya secara perlahan dalam sesi latihan yang rutin. Tidak akan ada orang yang akan langsung bisa menyelesaikan lari 10 km pada saat pertama kali berolah raga. Mungkin dimulai dari jalan beberapa kilometer, kemudian lari bertahap dibarengi jalan, dan pada saatnya mereka akan mampu mencapai 10 km dengan berlari tanpa merasa letih atau mengalami pegal dan sebagainya. AWalnya mungkin terasa malas, tetapi dengan terus mendisplinkan dan melatih diri maka lama-lama tubuh akan terbiasa untuk berolahraga, malah nanti terasa seperti ada yang kurang jika tidak melakukan itu pada waktu dimana biasanya kita melakukannya. Seperti halnya diri kita yang harus dilatih untuk memiliki kebiasaan berolah raga dan kemudian bisa terbiasa untuk itu, demikian pula dengan ibadah. Kita harus memiliki komitmen untuk melatih diri kita agar kita terbiasa dan rajin beribadah. Sebuah hidup yang diisi dengan kebiasaan beribadah yang teratur akan kuat menghadapi berbagai masalah dan tekanan yang mampir ke dalam hidup mereka.
Orang yang dekat dengan Tuhan dan mempunyai iman yang teguh tidak akan gampang goyah ketika diterpa masalah.Tidak berhenti disitu, ibadah yang baik dan teratur juga menjanjikan sebuah keselamatan untuk hidup bersifat kekal yang akan menjadi fase berikutnya setelah kehidupan di dunia ini selesai. Maka jelaslah betapa pentingnya sebuah komitmen untuk terus melatih diri agar beribadah secara rutin dan teratur. Melatih diri untuk beribadah juga harus dipenuhi rasa cukup dengan ucapan syukur. Bersyukurlah atas berkat Tuhan, atas segala yang telah Dia bekali bagi kita dalam hidup. Paulus mengingatkan pula bahwa ibadah yang disertai rasa cukup, itu akan mendatangkan keuntungan besar. (1 Timotius 6:6).
Dalam Alkitab tertulis: "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja." (Amsal 14:23).
Dalam surat untuk jemaat Korintus dikatakan: "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Jerih payah yang kita lakukan akan selalu memberi keuntungan. Termasuk pula di dalamnya jerih payah kita membangun sebuah hubungan dengan Tuhan. Selanjutnya, Yesus pun mengajarkan kita agar tidak bersikap apatis. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7:7). Meminta, mencari, mengetuk, itu adalah bagian dari usaha kita yang harus terus kita latih. "Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (ay 8).
Lihatlah betapa besar keuntungan yang bisa didatangkan dari ketaatan kita untuk tekun beribadah dan melatih diri kita untuk tetap melakukannya dengan disiplin dan teratur. Beribadah tentu saja bukan hanya rajin ke Gereja, tapi juga melakukan saat teduh secara teratur, rajin membaca dan mendalami firman Tuhan, taat menuruti perintah Tuhan, terus mengasihi sesama seperti Yesus telah mengasihi kita dan bentuk-bentuk aplikasi langsung terhadap apa yang menjadi tugas kita seperti yang digariskan Tuhan di dunia ini, itu semua adalah ibadah yang berkenan di hadapan Tuhan. Jadikan ibadah menjadi sebuah gaya hidup, lalu tuai manfaatnya. Bukan saja sangat berguna bagi kekuatan dan ketahanan kita menghadapi masalah, namun juga akan mengarahkan kita kepada keselamatan yang kekal.
Rajin melatih diri untuk melakukan ibadah akan bermanfaat bagi hidup yang sekarang maupun yang akan datang. Amin Tuhan Yesus Memberkati Shalom..
https://www.facebook.com/Soew4rno.Almasih?hc_location=timeline