Rabu, 26 Februari 2020

Melatih Diri Untuk Beribadah.

1 Timotius 4:8

"Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."


Efek naik tangga beberapa tingkat berbeda bagi orang yang sering berolahraga dengan yang jarang atau tidak sama sekali. Bagi yang suka berolahraga, naik tangga beberapa lantai ke atas tidak akan terasa melelahkan. Mereka akan tetap terlihat normal alias biasa-biasa saja. Sedang yang jarang berolahraga tentu akan kehabisan nafas, terengah-engah, keringat dingin, sesak nafas dan menjadi sulit bicara. Pada suatu kali di sebuah kantor lift mendadak mati, sehingga saya bersama beberapa orang harus turun dari lantai 8 menuju ke dasar. Maka terlihat jelaslah orang yang sering berlatih kebugaran dengan yang tidak, terutama setelah mencapai lantai bawah. Usia tidak membawa pengaruh berarti, karena ada beberapa diantara mereka yang sudah cukup lanjut usia ternyata mampu 'mengalahkan' yang lebih muda dari segi kebugaran. 


Olahraga atau latihan jasmani yang dilakukan secara rutin akan mampu menjaga dan meningkatkan stamina kita. Tubuh akan menjadi lebih sehat, segar dan kuat, tidak gampang jatuh sakit, dan akan lebih mampu mengatasi tantangan berat seperti jalan yang curam menurun atau naik turun tangga. Jika latihan jasmani atau badani saja sudah memberikan perbedaan signifikan terhadap daya tahan dan kebugaran tubuh, ibadah adalah lebih penting lagi. Mengapa? Sebab disaat latihan jasmani terbatas gunanya, yaitu hanya untuk kehidupan kita di dunia ini, latihan ibadah akan membawa manfaat baik pada hidup kita saat ini maupun kehidupan yang akan datang. Itulah yang diingatkan pula oleh Paulus. Karenanya ia menyerukan pentingnya sebuah komitmen untuk melatih diri kita dalam beribadah. "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:7b-8).


Orang yang berolahraga akan terus meningkatkan porsinya secara perlahan dalam sesi latihan yang rutin. Tidak akan ada orang yang akan langsung bisa menyelesaikan lari 10 km pada saat pertama kali berolah raga. Mungkin dimulai dari jalan beberapa kilometer, kemudian lari bertahap dibarengi jalan, dan pada saatnya mereka akan mampu mencapai 10 km dengan berlari tanpa merasa letih atau mengalami pegal dan sebagainya. AWalnya mungkin terasa malas, tetapi dengan terus mendisplinkan dan melatih diri maka lama-lama tubuh akan terbiasa untuk berolahraga, malah nanti terasa seperti ada yang kurang jika tidak melakukan itu pada waktu dimana biasanya kita melakukannya. Seperti halnya diri kita yang harus dilatih untuk memiliki kebiasaan berolah raga dan kemudian bisa terbiasa untuk itu, demikian pula dengan ibadah. Kita harus memiliki komitmen untuk melatih diri kita agar kita terbiasa dan rajin beribadah. Sebuah hidup yang diisi dengan kebiasaan beribadah yang teratur akan kuat menghadapi berbagai masalah dan tekanan yang mampir ke dalam hidup mereka. 


Orang yang dekat dengan Tuhan dan mempunyai iman yang teguh tidak akan gampang goyah ketika diterpa masalah.Tidak berhenti disitu, ibadah yang baik dan teratur juga menjanjikan sebuah keselamatan untuk hidup bersifat kekal yang akan menjadi fase berikutnya setelah kehidupan di dunia ini selesai. Maka jelaslah betapa pentingnya sebuah komitmen untuk terus melatih diri agar beribadah secara rutin dan teratur. Melatih diri untuk beribadah juga harus dipenuhi rasa cukup dengan ucapan syukur. Bersyukurlah atas berkat Tuhan, atas segala yang telah Dia bekali bagi kita dalam hidup. Paulus mengingatkan pula bahwa ibadah yang disertai rasa cukup, itu akan mendatangkan keuntungan besar. (1 Timotius 6:6).

Dalam Alkitab tertulis: "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja." (Amsal 14:23). 


Dalam surat untuk jemaat Korintus dikatakan: "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Jerih payah yang kita lakukan akan selalu memberi keuntungan. Termasuk pula di dalamnya jerih payah kita membangun sebuah hubungan dengan Tuhan. Selanjutnya, Yesus pun mengajarkan kita agar tidak bersikap apatis. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7:7). Meminta, mencari, mengetuk, itu adalah bagian dari usaha kita yang harus terus kita latih. "Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (ay 8). 


Lihatlah betapa besar keuntungan yang bisa didatangkan dari ketaatan kita untuk tekun beribadah dan melatih diri kita untuk tetap melakukannya dengan disiplin dan teratur. Beribadah tentu saja bukan hanya rajin ke Gereja, tapi juga melakukan saat teduh secara teratur, rajin membaca dan mendalami firman Tuhan, taat menuruti perintah Tuhan, terus mengasihi sesama seperti Yesus telah mengasihi kita dan bentuk-bentuk aplikasi langsung terhadap apa yang menjadi tugas kita seperti yang digariskan Tuhan di dunia ini, itu semua adalah ibadah yang berkenan di hadapan Tuhan. Jadikan ibadah menjadi sebuah gaya hidup, lalu tuai manfaatnya. Bukan saja sangat berguna bagi kekuatan dan ketahanan kita menghadapi masalah, namun juga akan mengarahkan kita kepada keselamatan yang kekal.

Rajin melatih diri untuk melakukan ibadah akan bermanfaat bagi hidup yang sekarang maupun yang akan datang. Amin Tuhan Yesus Memberkati Shalom..

Halaman Ini Mohon Dibagikan Ke Teman-teman Yang Lain, Terima Kasih Tuhan Yesus Memberkati Semua Shalom..
https://www.facebook.com/Soew4rno.Almasih?hc_location=timeline

Hidup Akrap Seperti Henokh



Hidup akrab seperti Henokh

Kehidupan Henokh tidak banyak diceriterakan dalam Alkitab. Hanya beberapa ayat saja, tetapi kita bisa belajar dari kehidupannya yang luar biasa. Dalam kitab Kejadian5:21-24 dikatakan: Setelah Henokh hidup enam puluh limatahun, ia memperanakkan Metusalah Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, ... lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.

Henokh hidup berkeluarga, dia punya anak banyak, tidak hanya Metusalah anaknya. Dia juga orang yang sibuk karena dia harus menghidupi keluarganya. Dia juga pasti tidak tinggal menyendiri di dalam gua misalnya, tetapi hidup bermasyarakat. Keistimewaan hidupnya adalah dia bergaul akrab dengan Allah selama 300 tahun sehingga dia langsung diangkat oleh Allah dalam meninggalkan dunia ini tanpa mengalami kematian. Kesukaannya pastilah berdiam diri, mendengarkan petunjuk Allah dan menurutinya. Henokh benar-benar hidup sebagai anak Allah yang sejati. Dia masih ada di bumi tetapi kehidupannya dia jalankan seolah-olah dia sudah hidup di sorga. Telinganya dipakai untuk mendengarkan suara sorgawi. Bukankah kita juga berdoa 'Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga'?

Sebagai orang Kristen seharusnya kita hidup beda dari orang-orang dunia ini. Kita adalah anak Allah, setiap apa pun yang kita lakukan harus seturut aturan sorga. Kita juga disebut bait Allah di mana Roh Allah diam di dalam kita. 1Kor. 3:16. Bergaul akrab dengan Allah artinya berjalan di dalam roh dalam hidup ini bersama Allah, ini yang harus kita pedulikan. Kita harus mengejar kehidupan yang seperti itu sebagai orang percaya.  Identitas kita bukan kita dapatkan dari pekerjaan yang kita lakukan untuk kehidupan ini, tetapi kita mendapatkan identitas dari pekerjaan yang kita lakukan untuk Allah, Bapa kita. Hasil hubungan kita dengan Bapa itu merupakan identitas kita. Berhubungan dengan Bapa bagi kita adalah mungkin setiap saat, ini dikehendaki dan dirindukan Bapa. Kebanyakan dari kita berkata 'Aku nggak punya waktu'. Hal yang paling Tuhan kehendaki adalah waktu kita!

Kita sekarang berada seperti yang dikatakan dalam Wahyu 4:1 kita melihat pintu sorga yang terbuka dan suara yang mengundang kita berkata: 'Naiklah ke mari'. Pernyataan ini adalah begitu kontroversial, tetapi Tuhan sedang membangkitkan orang-orang yang hidupnya di bumi tetapi berbuat seolah-olah rumahnya sudah di sorga sekarang! Seperti waktu Daud menerima pewahyuan, dan berkata: "Aku ini orang asing di dunia" Mazmur 119:19.

Kalau kesejatian yang abadi itu menyentuh hati kita, kita tidak mau lagi berpegang kepada hal-hal yang sifatnya sementara. Allah sedang membangkitkan orang-orang yang memiliki hati seperti Henokh. Bergaul intim secara supra alami, begitu jatuh hati dengan sorga, begitu rindu mendengarkan suara Tuhan, serta melakukan dengan taat petunjuk-Nya. Orang-orang yang mempunyai perspektif sorgawi, berlaku dan berbicara beda dengan orang-orang dunia. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. Roma 12:2 

Di dalam dunia yang serba sibuk ini Alkitab menuliskan dalam Mazmur 46:11 "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" Kita harus menyediakan waktu untuk berdiam diri, menenangkan hati dan pikiran kita untuk mendengarkan suara Tuhan dan belajar dari Dia, karena Dia ingin mengajar kita. Mazmur 32:8. Hargailah waktu kita. Apakah kita berada di terminal bus atau di airport, apa pun kesibukan kita, kita harus punya waktu untuk berdiam diri, menenangkan hati kita untuk mendengarkan bimbingan Tuhan. Dia selalu berbicara dengan kita, hanya kita saja yang tidak punya waktu untuk mendengarkan. Bapa dan Tuhan Yesus tinggal didalam kita. Yoh. 14:23. Roh Kudus juga diam di dalam kita. 
1Kor. 3:16. Dengan mengenal Bapa secara benar kita dapat memberikan inspirasi kepada orang-orang di sekitar kita. 

Apabila kita menyediakan waktu bersama Yesus, hadirat-Nya tinggal di dalam kita. Para malaikat mengasihi hadirat Allah, kalau kita menghadirkan hadirat Allah maka para malaikat itu juga mengelilingi kita. Orang yang berjalan bersama Tuhan merubah lingkungan di mana dia ada dengan kehadirannya. Dalam kitab Kisah Para Rasul, orang-orang meletakkan orang sakit di tilamnya sehingga pada waktu bayangan Petrus menyentuhya mereka disembuhkan.

Mata kita sekarang terbuka untuk melihat kemuliaan Allah yang tinggal di dalam kita itu mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitar kita. "Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!" -- Kolose 1:27

Kehidupan Henokh benar-benar memberi pelajaran yang sangat berguna bagi hidup kita. Henokh adalah tipe anak Allah yang dewasa. Di tengah-tengah tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, dia masih bisa hidup bergaul intim dengan Allah. Allah memanggil kita untuk  bergaul intim dengan Dia -- untuk hidup secara supra alami -- mempunyai pikiran di sorga sedang tubuh kita masih di bumi, melakukan rencana-rencana-Nya.

Hidup Henokh mengajar banyak hal kepada kita. Baik untuk mencapai sukses maupun untuk bergaul akrab dengan Tuhan, untuk menjalani kehidupan ini di mana Tuhan dihargai di atas harta dunia dan di atas segala-galanya. 
Sorga itu rumah kita sekarang. Kalau kita akrab dengan Tuhan, kesukaan-Nya menjadi kesukaan kita juga.


3


Satu Kali Saja

Itulah sebabnya Tuhan sangat menghendaki persekutuan yang harmoni dengan orang percaya. Pernahkah saudara berpikir bahwa dalam fakta kekekalan ada sebuah fragmen mengenai seorang anak manusia, yaitu nama saudara dengan Tuhan semesta alam sebagai sekutu abadi? Hal itu dimulai sejak ada di bumi yang singkat ini. 

Jadi kesempatan untuk membangun hubungan itu hanya satu kali selama di bumi ini. Kalau kesempatan ini berlalu maka tidak ada kesempatan kedua.

Seandainya tidak pernah ada manusia maka tidak akan ada perjumpaan antara Tuhan dan seorang manusia pun. Ini berarti tidak pernah ada hubungan yang eksklusif dengan Tuhan atau tidak pernah ada persekutuan antara Tuhan dengan makhluk yang disebut manusia. 

Dan jika tidak ada perjumpaan tersebut memang tidak ada kerugian atau juga tidak ada keuntungan. Tetapi kalau Sang Pencipta sudah menciptakan manusia, ini berarti manusia harus memiliki persekutuan dengan Dia. Oleh sebab itu jika tidak ada persekutuan maka terdapat kerugian yang sangat besar. 

Kerugian yang tidak ternilai. Ini berarti manusia terancam kebinasaan. Inilah fakta yang menempatkan manusia sebagai makhluk yang beresiko tinggi. Hal ini harus disadari oleh setiap orang.

Memahami hal ini maka seharusnya kita semua benar-benar menyadari bahwa hidup ini bukan sekedar sebuah perjalanan sederhana yang singkat, setelah itu berlalu tanpa dampak atau akibat. 

Bila seseorang memiliki pemahaman seperti ini maka berarti ia telah sekelas tidak beda dengan hewan (1Kor. 15:32). Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".

Manusia seperti ini pasti terbuang dari hadirat Allah selamanya. Mereka tidak akan pernah mengerti bagaimana menghormati Tuhan secara pantas. Kita mengagumi Tuhan yang menciptakan fakta adanya hubungan yang eksklusif ini. Sekarang sebagai ciptaan kita harus menemukan bahwa Tuhan memberi kemampuan manusia untuk bisa memilikinya. 

Kehebatan anugerah-Nya ini harus kita temukan yaitu indahnya persekutuan dengan Tuhan sebagai Bapa. Itulah sebabnya dikatakan bahwa hidup ini adalah suatu petualangan yang hebat. 

Puncak kehebatan hidup ini adalah kita diperkenan memiliki perjumpaan dengan Pribadi Mahaagung yang berkenan menjadikan kita sekutu-Nya. Amin (truth) Tuhan Yesus Memberkati Shalom..


Kamis, 27 Februari 2020

Bacaan :
Matius 21 : 18 - 27

*PRODUKTIF*

PENDAHULUAN
Produktif artinya adalah bisa menghasilkan ‘buah’ lebih dari biasanya. Produktif di dalam Tuhan berarti buah kita tidak bergantung pada keadaan sekitar. Kita tidak bisa memilih kapan kita akan berbuah, bahkan dalam keadaan sulit pun kita harus siap sedia untuk berbuah dan menjadi berkat.

Tujuan dari buah yaitu untuk dinikmati, bukan untuk di pajang saja. Sama seperti buah palsu dari plastik yang tidak bisa di nikmati, kelihatannya bagus dan segar, tetapi tidak bisa dimakan. Artinya jangan kita mengejar penampilan karena penampilan tidak bisa dinikmati. Jangan seperti pohon ara yang tidak berbuah, yang kalau dilihat dari jauh sangat indah dan lebat, namun ketika didekati justeru pohon itu tidak berbuah.

Dalam pelayanan jangan kita sibuk mempercantik "casing" kita, jangan hanya punya "casing" yang keren tapi hidup kita tidak bisa dinikmati atau menjadi berkat bagi orang lain. Jika kita tidak mau menjadi berkat bagi banyak orang maka buah kita akan busuk.

PEMBAHASAN
Ada beberapa hal yang menjadikan kita produktif, yaitu:
1. Siap Sedia

Mungkin pohon ara tidak berbuah karena bukan musimnya, tetapi yang Tuhan mau  adalah buah yang selalu tersedia saat Tuhan inginkan. Tuhan menuntut murid-murid-Nya senantiasa siap melakukan apa yang Tuhan kehendaki.

Berbuah di dalam Tuhan tidak bergantung pada keadaan sekitar, justeru di dalam keadaan terburuk pun, kita harus berbuah untuk jadi berkat bagi banyak orang.

Kita tidak pernah tahu keadaan kedepannya, oleh sebab itu jangan buah kita bergantung kepada kondisi yang baik saja; itu berarti buah kita bergantung pada saat musim sedang baik saja. Tuhan mengajarkan kita untuk selalu berbuah, baik atau tidak baik keadaannya. 

2. Percaya dengan Iman

Tuhan Yesus mengajarkan murid-murid-Nya tentang pentingnya memiliki iman. 
Dengan iman mereka dapat melakukan perkara yang besar bagi Kerajaan Surga. 

Matius 21 : 21 - 22, "Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi. 
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."

Sebagai murid Tuhan kita harus siap melayani Tuhan, baik atau tidak baik waktunya. Dengan iman, tidak ada yang mustahil untuk kita lakukan. Lagipula Tuhan berjanji untuk menyertai kita senantiasa. 

Hal dahsyat tidak akan pernah terjadi,  kalau kita tidak mulai melangkah. 

Sebesar apapun iman kita, jika kita tidak pernah melangkah itu tidak akan terjadi. Orang yang percaya dengan iman maka ia tidak akan memilih tempat pelayanan. Perubahan dalam hidup kita akan terjadi ketika kita melangkah, bukan ketika kita mengandalkan orang lain.

3. Tidak Munafik

Sikap para pemimpin agama ini begitu munafik! Mereka mendengar, melihat, dan menyaksikan kebenaran di depan mereka.

Namun, mereka menolak untuk mempercayai-Nya, mereka lebih memikirkan keselamatan STATUS mereka di hadapan para orang-orang Yahudi. 

Matius 21 : 23, "Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" 

Apa tujuan kita mengikut Tuhan?

Dari ayat tersebut, kita menyaksikan bahwa yang mengikuti Yesus itu bukan hanya murid-murid-Nya saja,  tetapi ada juga imam-imam kepala serta tua-tua Yahudi. 

Tetapi, tujuan imam-imam dan tua-tua Yahudi itu adalah untuk mencari celah kesalahan Yesus,  tujuan mereka adalah untuk menjatuhkan Yesus. Mereka mau nama Yesus buruk, supaya nama mereka sendiri yang harum dan dianggap baik oleh rakyat Yahudi.  Mereka memikirkan status dan jabatan mareka! 

RENUNGAN
Orang yang produktif akan mengikut Tuhan bukan untuk status diri tapi untuk bertumbuh, berbuah dan menjadi berkat. 

Pastikan kalau kita ikut Tuhan, kita mau bertumbuh dan berbuah, dan menjadi berkat bagi banyak orang. Memang, semakin kita bertekad untuk bertumbuh dan berbuah, semakin kita akan melewati jalan yang tidak enak, di proses. 

Pastikan kita tidak akan mundur karena kita punya motivasi yang benar didalam Tuhan. Kalau kita mengejar status saja, maka jalan yang sulit itu akan membuat kita cepat mundur, karena kita tidak mempunyai motivasi yang benar.

Tuhan Yesus Memberkati

Tujuan Berkat Allah 27/01/2020.


Tujuan Berkat Allah

27/01/2020.


Tujuan Berkat Allah Apa sebenarnya tujuan berkat Allah?   Allah berjanji untuk memberkati dan melindungi orang-orang benar. Ungkapan dan pernyataan Allah tentang hal ini begitu banyak di dalam Firman-Nya, yang dapat kita baca dalam Alkitab.  Salah satu janji itu terdapat di dalam Mazmur 92:12-15 yang tertulis: “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;  mereka yang ditanam di bait TUHANakan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,  untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.”  Dalam ayat ini, Allah berjanji untuk memberkati, melindungi, memelihara dan menyertai orang-orang benar? Untuk apa?  Salah satu tujuan dari berkat perlindungan Tuhan adalah agar nama Tuhan dikenal oleh semua orang, agar namanya dimasyhurkan di seluruh bumi.  Jadi,  kita mengalami kebaikan dan berkat Allah sampai hari ini untuk memberitakan nama Tuhan kepada orang-orang yang belum mengenal nama-Nya.  Ingatlah tugas kita sebagai saksi-saksi Kristus,  mari menjadi saksi kepada sesama yang butuh keselamatan agar mereka mengenal Tuhan Yesus Kristus.

IMG_7759.jpeg