Tuhan Yesus datang untuk menebus manusia dari cara hidup yang sia-sia. Kata sia-sia ini dalam teks aslinya adalah phthartois (φθαρτοῖς) yang artinya perishable atau mortal (sesuatu yang dapat binasa atau fana).
Cara hidup yang sia-sia artinya cara hidup fana yang terpusat pada keinginan-keinginan dunia, dan yang membuahkan kebinasaan. Inilah cara hidup yang telah menjadi irama hampir semua orang oleh karena mereka terbelenggu dengan keindahan dunia atau percintaan dunia. Keinginan manusia hanya diarahkan bagaimana memiliki fasilitas dunia ini dan menjadi terhormat di mata manusia.
Tahun-tahun umur hidup banyak orang hanya untuk mengejar hal-hal tersebut yang akhirnya akan lenyap dalam sekejap. Itulah sebabnya perlu penebusan dari Tuhan Yesus agar manusia dapat dihindarkan dari kebinasaan (1Ptr. 1:18-19). Tuhan Yesus datang untuk menebus manusia dari cara hidup yang sia-sia ini maksudnya bahwa Tuhan Yesus datang agar manusia dapat dibebaskan dari belenggu ikatan percintaan dunia. Proses penebusan ini adalah proses panjang, bukan seperti satu titik tetapi seperti garis panjang.
Ini adalah proses bagaimana manusia dapat dibebaskan dari belenggu percintaan dunia. Orang percaya harus mengalami proses penebusan ini, sehingga mengalami kemerdekaan yang sesungguhnya. Itulah sebabnya Firman Tuhan dalam Galatia 5:1 mengatakan: Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan janganmau lagi dikenakan kuk perhambaan. Teks ini menunjukkan kemungkinan orang percaya bisa terbelenggu kembali dengan percintaan dunia. Untuk bisa mengalami hidup dalam kemerdekaan yang sejati harus terlebih dahulu memahami nilai tertinggi kehidupan.
Dengan hal ini jelas bahwa kemerdekaan seseorang diawali dari pikiran, artinya apa yang dipahaminya mengenai yang bernilai tinggi. Masalahnya adalah bagaimana seseorang bisa memandang dan memahami serta menghayati apa yang bernilai tinggi. Bagaimana seseorang memahami dan mengalami bahwa nilai tertinggi hidup ini adalah Tuhan? Tentu saja untuk ini orang percaya harus belajar kebenaran.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yoh. 8:31-32).
Dalam hal ini jelas sekali bahwa kebenaranlah yang memerdekakan seseorang.